Laman

Rabu, 01 Juni 2011

membangun comunity Of knowlledge lewat 3G

Keberadaan teknologi 3G sebagai sarana komunikasi di Indonesia merupakan terobosan baru. Selain untuk menelepon, teknologi 3G berguna untuk memperoleh informasi, atau sebagai mobile office. Simaklah wawancara dengan pakar komunikasi dan telematika, Roy Suryo berikut! Mintalah dua temanmu untuk membacakan secara bergantian!

Sejak kapan menekuni bidang komunikasi dan telematika, dan mengapa memutuskan total di bidang ini?

Memang hobi dari dulu. Kalau hobi mengoprek (mengutak-atik) permainan elektronik sejak SMP, bahkan di SD sudah mulai. Tapi belum terbina dan terdidik seperti sekarang. Semakin lama saya ikuti, semakin menyenangkan. Dari hobi itu, ternyata, saya tahu teknologi membuat hidup lebih nyaman. Kenyataan begitu, teknologi saya ikuti sebagai bagian dari kehidupan.

Bagaimana anda melihat teknologi komunikasi dan telematika Indonesia saat ini, terutama dengan hadirnya 3G?

Teknologi Indonesia berkembang kadang-kadang lebih cepat dari sosialisasi, edukasi, bahkan hukumnya. Oleh karena itu, kadang timbul gesekan-gesekan atau friksi negatif. Itu kemudian yang membuat sayakonsen terlibat di dalamnya. Kita gunakan 3G untuk kehidupan yang lebih baik, misalnya untuk hal agamis. Road show ke kampus-kampus ini juga mengajak masyarakat menggunakan fasilitas yang ada secara positif. Kita bisa manfaatkan, jangan hanya untuk konsumsi. Tapi juga untuk produksi.

Apakah dampak negative dari 3G? Kesehatan, lingkungan, atau mungkin kriminalisasi?

Pertanyaan ini selalu muncul. Semua perangkat ini memancarkan sinyal. Tentu semua ada ukurannya, ada ambang batasnya. Di Amerika, ad FCC (Federal Communication Commission) yang menguji kelayakan produk elektronik. Kalau dampak negatifnya besar, pasti ditarik. Cuma, ada orang tertentu yang peka dengan radiasi sinyal. Tanpa HP pun, bisa kena kanker otak. Untuk mereka yang punya kreativitas, perlu dibina. Maksudnya, daripada ngoprek yang criminal, dasalurkan ke operator saja. Kita libatkan dan kita gali kreasinya.

Solusi atau dampak negatif yang muncul?

Solusinya agak sulit kalau teknologi hanya dilawan dengan teknologi saja. Tapi dengan faktor-faktor nonteknis, seperti sosialisasi dan edukasi ke masyarakat. Bahkan, juga hokum yang dapat memayungiteknologi. Teknologi tak bisa dibendung karena cepat sekali berkembang. Sementara adaptasi masyarakat terhadap teknologi berbeda-beda. Kita menciptakan komunitas berbasis ilmu pengetahuan hi-tech dengan adanya 3G. saya sampaikan di tiap tempat bahwa teknologi itu jangan ditolak. Teknologi jangan dilawan, tapi dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Siapa yang berperan terhadap baik-buruknya teknologi?

Semua punya keterlibatan dalam perkembangan teknologi. Mulai operator, vendor, tokoh-tokoh masyarakat, media, dan juga masyarakat itu sendiri. Semua punya kontribusi. Tetapi, kalau ada yang “lari” duluan atau lebih cepat disbanding yang lain, hal itu kadang membuat tidak seimbang. Mari menciptakan komunitas knoeledge. Dari komunitas ini, kita puny aide dan harapan yang dapat dikembangkan bersama. Ajak masyarakat untuk ngobrol dan kita masukkan kajian-kajian teknologi.

Sumber Media Halo, Edisi April 2007, (dengan pengubahan)

Sabtu, 07 Mei 2011

dengan Puisi, AKU

karya : Taupik Ismail

dengan puisi aku bernyanyi 
sampai senja umurku nanti 
dengan puisi aku bercinta 
berbatas cakrawala 
dengan puisi aku mengenang
keabadian yang akan datang
dengan puisi aku menangis
jarum waktu bila kejam mengiris 
dengan puisi aku menguntuk 
nafas jaman yang busuk
dengan puisi aku berdoa
perkenalkanlah kiranya